Ads 468x60px

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 19 November 2011

NANGKADAK (Persilangan antara Nangka dengan Cempedak)

Nangkadak adalah tanaman hasil rekayasa genetika Taman Wisata Mekarsari (TWM). Menurut Margianasari (Tim Ahli TWM), asal kultivar Nangkadak Mekarsari merupakan hasil persilangan antara nangka mini sebagai tetua betina dengan cempedak lokal sebagai tetua jantan. Keduanya merupakan koleksi plasma nutfah dari kebun koleksi taman wisata mekarsari.
Pada bulan Juni 2000, tim peneliti Taman Wisata Mekarsari melakukan persilangan antara 2 jenis tanaman berbeda, yaitu nangka mini (Artocarpus heterophyllus Lam.) dengan cempedak (Artocarpus integer Merr.) tujuannya adalah sebagai upaya untuk memperoleh kultivar baru yang memiliki paduan sifat-sifat tetuanya.
Pohon induk betina merupakan nangka mini berbuah bulat, yang berumur genjah. Nangka mini tersebut ditanam dalam pot ukuran 100 liter.  Induk nangka mini ini berasal dari tanaman milik Gregori Garnadi Hambali di perumahan Baranangsiang Indah Bogor.  Setelah memasuki masa generatif dan menghasilkan bunga, dilakukan penyerbukan buatan dengan bunga jantan dari cempedak lokal. Tanaman cempedak lokal ini berasal dari kebun induk yang ada di lokasi Taman Wisata Mekarsari.
Nangka mini dipilih sebagai tetua betina karena tanaman berumur genjah, tajuk tanaman pendek dan ukuran buah tidak terlalu besar. Sedangkan cempedak yang menjadi tetua jantan dipilih karena produktivitasnya tinggi, tanaman tahan terhadap organisme pengganggu tanaman, aroma buah kuat dan rasanya manis serta kulit buah mudah dikupas.
Secara umum sosok tanaman dan tipe buah yang dihasilkan dari silangan ini lebih mengarah kepada cempedak sebagai tetua jantannya, namun demikian ukuran buah yang dihasilkan serta kualitas buahnya jauh lebih unggul dari induk aslinya. Buah nangkadak memiliki ukuran lebih besar jika dibandingkan dengan buah cempedak pada umumnya. Bentuk buah silindris dan memanjang. Aroma buahnya masaknya seperti cempedak, tetapi lembut tidak setajam cempedak. Rasa buahnya sangat manis dan keunikannya rasa buahnya tidak terpengaruhi oleh lingkungan. Buah yang dihasilkan pada musim hujan tetap manis, tidak seperti varietas nangka maupun varietas cempedak lainnya yang akan berkurang kemanisannya dan bahkan hambar rasanya saat musim hujan.  Ciri fisik pohon nangkadak lebih cenderung kearah cempedak sebagai tetua jantannya. Pohon dewasanya menghasilkan buah dengan kulit menyerupai nangka, namun setelah dibelah secara anatomi menyerupai buah cempedak yang daging buahnya dapat dengan mudah dipisah dari dami/jerami dan kulitnya.
Morfologi Tanaman :
Nangkadak merupakan tanaman hasil persilangan yang bertajuk rimbun dan berumur genjah.  Tanaman Nangkadak terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah, seperti yang dijelaskan oleh Margianasari, dkk. ( 2009) sebagai berikut :
a.       Akar
            Perakaran pada nangkadak berjenis akar tunggang, karena nangkadak termasuk dalam jenis tumbuhan dikotiledoneae yaitu tumbuhan berkeping dua. Perakaran nangkadak terdiri dari akar tunggang, akar primer, akar skunder dan akar tersier (rambut akar).
b.      Batang
Batang nangkadak berkayu keras dan seluruh bagian tanaman bergetah. Batang pada tanaman nangkadak terdiri dari batang utama, batang sekunder dan batang tersier.
c.       Daun
Berdaun lonjong dengan ukuran panjang 12-24 cm dan lebar 6-13 cm, warna daun hijau gelap dengan permukaan daun berbulu dan bergetah.
d.      Bunga
Dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah atau berumah satu (monoecious). Letak bunga terletak di batang dan cabang dengan kedudukan menggantung. Untuk mendapatkan buah yang maksimal maka bunga betina nangkadak perlu dilakukan penyerbukan buatan dengan bunga jantannya sendiri.
e.       Buah
Tanaman mulai berbuah pada umur 2-3 tahun sejak tanam di lahan. Bentuk buah nangkadak silindris menyerupai cempedak tetapi ukuran buah lebih besar yaitu diameter 17-22 cm,dengan bobot buah 2,5- 5 kg. Kulit buah berduri tumpul berwarna hijau ketika muda dan hijau kekuningan ketika masak. Jumlah pongge 20 – 30 buah. Ketebalan daging buah ± 1cm, berwarna kuning keemasan dengan tekstur buah lembut. Rasa buah sangat manis dengan kemanisan 28˚ - 30˚ brix. Aroma buah lembut. Keunikan dari nangkadak adalah daging buahnya dapat dipisahkan dengan mudah dari kulit dan daminya seperti cempedak dan getahnya tidak terlalu banyak seperti nangka.
Syarat Tumbuh :
Nangkadak dapat beradaptasi pada kisaran tempat yang cukup luas di daerah tropis, yaitu dataran rendah sampai tinggi dengan iklim basah. Nangkadak merupakan jenis tanaman buah yang tidak mampu beradaptasi pada daerah kering, lebih menyukai lingkungan lembab namun tidak tahan terhadap genangan.  Menurut Margianasari, dkk. (2009), syarat tumbuh nangkadak adalah sebagai berikut :
a. Iklim
1)      Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.
2)      Pohon nangkadak menghendaki daerah yang memiliki curah hujan tahunan rata-rata 1.500 – 3.000 mm per tahun dan musim keringnya tidak terlalu lama.
3)      Sinar matahari sangat diperlukan nangkadak untuk memacu fotosintesis dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.
4)      Rata-rata suhu udara 22˚ - 34˚ C.
5)      Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.
b. Media Tanam
1)      Pohon nangkadak dapat dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik.
2)      Tanah yang disukai adalah tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 1,2 % dan kejenuhan basa (KB) lebih dari 35 %.
3)      Keasaman tanah atau pH yang sesuai adalah 5,0 – 6,0.
4)      Tanaman sebaiknya ditanam dengan lokasi kemiringan lahan kurang dari 8˚ dan mampu tumbuh dengan baik dan berkembang hingga kemiringan 16˚.
c. Ketinggian Tempat
Pohon nangkadak dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl.  Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangkadak adalah antara 0-800 m dpl.
Perbanyakan Tanaman :
Di TWM perbanyakan tanaman nangkadak dilakukan dengan cara penyusuan karena sulit bila dilakukan dengan okulasi, dan grafting. Hal ini disebabkan tanaman nangkadak banyak mengandung getah yang mudah mengeras. Getah tanaman nangkadak akan mengeras dan menutup jaringan pengangkut pada bagian yang disayat untuk dilakukan penyambungan, getah yang mengeras pada sayatan akan menghambat suplai makanan dari batang bawah ke batang atas sehingga batang atas akan mengering dan membusuk. Jadi jika dilakukan okulasi dan grafting kecil kemungkinan akan berhasil, namun tidak untuk dengan teknik penyusuan, karena batang bawah dan batang atas masing-masing masih berhubungan dengan perakarannya, batang atas tetap mendapatkan suplai makanan sehingga tidak mudah mati dan proses penyatuan sambungan tidak terganggu. Perlahan-lahan sambungan akan menyatu dan membentuk tanaman baru dan bisa dipisahkan dari induknya. Teknik penyusuan sendiri merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan, yaitu menyambungkan dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan.

0 komentar:

Posting Komentar